1.
Kurangnya Minat Belajar di Kalangan
Mahasiswa
Narasumber: Iswati Mahmudah
Profesi: Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia
Perkembangan mahasiswa dilihat dari segi
kognitifnya setiap tahun semakin menurun, motivasi belajarnya otomoatis juga
akan ikut menurun dan secara tidak langsung perkembangan kognitifnya juga ikut
menurun.
Penyebab sehingga penurunan itu terjadi
adalah yang pertama tentu tujuan mereka belejar itu tidak 100% dari minatnya,
yang kedua motivasinya sangat rendah yang ingin dicapai mengambang, hal itu
merupakan pengaruh pergaulan arus global (eksternal) sehingga mereka jauh dari
buku coba lihat mahasiswa, mereka lebih asyik facebook, twiter, dan chatting
berjam-jam daripada membaca. Jika minat membacanya kurang maka prestasinya juga
akan menurun.
Tindakan khusus dari fakultas/prodi
mengenai hal ini berbentuk pelatihan-pelatihan, kegiatan ilmiah, kemudian gaya
mengajar dosen harusnya memberikan tugas itu harus ada respon paling tidak
untuk penguatan, baik atau tidaknya tugas tersebut. Dengan kegiatan ilmiah yang
diadakan maka mahasiswa harus menyadari bahwa ilmu yang didapatkan dari dosen
belum seberapa dibanding perkembangan teknlogi yang semakin bertambah sehingga
mahasiswa dapat menambah ilmunya dengan memanfaatkan IPTEK tersebut karena di
internet itu setiap hari ada artikel-artikel yang berbeda, misalnya hari ini
tentang disiplin, besoknya lagi tentang informasi lainnya. Sekarang bukan lagi
hitungan hari melainkan setiap detik artikel di internet bisa saja berubah.
Mahasiswa yang malas beli buku, jurusan Bahasa Indonesia tidak punya kamus
Bahasa Indonesia, tidak punya EYD, dan tata bahasa baku. Jurusan Bahasa Inggris
yang tidak punya kamus Bahasa Inggris, tidak bisa berbahasa Inggris. Hal itu
adalah sesuatu yang yang tidak seharusnya terjadi. Penyebab terjadinya semua
itu adalah mahasiswa kurang berlatih keterampilan-keterampilan berbahasa kita
akhirnya lebih meningkat dan itu dikaitkan dengan mata kuliah.
Dampak dari kurangnya minat belajar adalah
karya tulisnya itu semakin hari semakin tidak bermutu apalagi dosen yang
membimbingnya tidak jeli apakah ini tulisan mahasiswa sendiri atau hasil dari
tiruan dari hasil-hasil penelitian yang telah ada. Kalau dosennya tidak jeli
seperti itu maka mahasiswa akan menyalin saja, bahkan banyak yang membeli
skripsi. Mahasiswa juga banyak yang menyontek ketika ujian hal ini dilakukan
karena mereka kurang percaya diri yang disebabkan oleh kurang membaca sehingga
pengetahuannya sangat minim, kalau sudah ujian seperti itu tidak ada rasa
malunya.
Solusi yang tepat untuk mengatasi kurangnya
minat belajar di kalangan mahasiswa adalah dengan mengembangkan diri mahasiswa
yang ditunjang dari sarana dan prasarana yang ada di kampus. Sarana yang
ada di perpustakaan lengkap atau tidak. Kalau buku-buku di perpustakaan lengkap
mahasiswa bisa lebih giat lagi membaca, apalagi bagi mahasiswa yang tidak mampu
tidak harus membeli buku untuk dibaca dan dipelajari tapi cukup pinjam saja di
perpustakaan. Oleh karena itu, sarana kampus harus dilengkapi juga karena buku
di perpustakaan itu-itu saja, dari dulu sampai sekarang tidak ada perubahan.
Setidaknya perpustakaan kampus sama dengan perpustakaan wilayah dan multimedia.
Ruangan kelasnya juga tidak mendukung akhirnya proses belajar mengajar tidak
berjalan dengan kondusif. Bagaimana bisa belajar dengan tenang kalau ruangannya
tidak kondusif, panas, pengap dan ribut. Mau menggunakan LCD juga tida bisa
karena persediaan yang tidak memadai, tidak mungki juga setiap dosen membawa
LCD ke kampus untuk mengajar karena itu memang seharusnya disediakan oleh
kampus. Jadi solusi yang tepat untuk mengatasi hasil tersebut adalah dengan
melengkapi sarana dan prasarana yang ada di kampus untuk menunjang perkembangan
belajar mahasiswa.
Pengaruh kurangnya minat belajar mahasiswa
terkait dosen yang bersangkutan. Seharusnya sering dilakukan penyegaran
terhadap dosen-dosen dengan melakukan diklat, atau memberi kesempatan kepada
mereka untuk belajar di perguruan tinggi yang lain, tidak usah pada perguruan
tinggi negeri tapi di Universitas Muhammadiyah Malang sudah cukup karena
Universitas Muhammadiyah Malang adalah salah satu perguruan tinggi yang
terkenal di Indonesia dan dosen-dosennya juga berkualitas. Selain itu, mereka
juga diberi kesempatan untuk belajar lagi, seharusnya kita bercermin pada
sistem yang diterapkan di sana.
Dosen yang ideal adalah dosen yang bisa
menyadarkan mahasiswanya bahwa meraka itu perlu ilmu, perlu berkembang, dan
mereka harus memiliki dorongan ingin tahu yang tinggi. Dosen juga harus bisa
membagi waktunya antara jadwal mengajarnya dan kegiatan pengembangan dirinya
apatahlagi kepentingan pribadinya. Jika dosen tidak sempat mengajar karena mengikuti
kegiatan yang untuk pengembagan profesinya seperti mengikuti
pelatihan-pelatihan keguruan maka tidak apa-apa jika tidak masuk mengajar pada
satu pertemuan karena pengaruhnya juga akan dirasakan oleh peserta didiknya,
tapi Dia harus mangganti jam mengajarnya itu pada waktunya yang lain dan
penampilannya dalam mengajar harus lebih baik dari sebelumnya. Mengenai dosen
yang tidak berkompoten dalam bidangnya seharusnya mereka tidak mengajar kecuali
jika mereka bersedia untuk belajar dengan giat untuk menguasai pelajaran yang
telah diamanahkan padanya, tetapi jika mereka tidak berkompoten dalam hal itu
dan mereka tidak mau belajar maka apa yang akan diajarkan pada peserta
didiknya. Dari pihak fakultas dan prodi juga harus ada kontrak atau semacam
peraturan yang disepakati bersama, jadi tidak asal mengeskakan dosen saja tanpa
ada kesepakata dari dosa yang bersangkutan sehingga tidak ada lagi kata tidak
siap atau sibuk. Pihalk prodi juga harus melihat aktivitas dosen, jika dosen
itu sibuk maka tidak boleh diberi mata kuliah yang banyak karena perkuliahan
itu tidak akan berjalan lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar